Sunday 4 August 2013

Ditemukan, Dua Korban Tabrakan Speedboat

Thursday, 04 April 2013 16:11

RS BHAYANGKARA - Dua dari tiga korban kecelakaan speedboat yang dinyatakan hilang, berhasil ditemukan Ditpolair Polda Sumsel, Kamis (04/04). Korban yang ditemukan itu, Yolanda (11), adik dari Helen (korban tewas,red); dan Haderi (50), sopir speedboat Akhirnya Datang Juga (ADJ) 40 PK. Yolanda ditemukan mengapung di Perairan Sungai Musi di kawasan Makarti Jaya, atau berjarak sekitar sekitar 1 kilometer dari TKP, kemarin (04/04), sekitar pukul 10.00 WIB. Kondisi jasad Yolanda masih segar dan pakaiannya masih lengkap.
Namun dari mulut dan kepala Yolanda ditemukan bekas darah mengalir, luka di kepala dan rahang diduga terkena benturan pecahan speedboat saat kejadian. Jasad korban dibawa ke kamar mayat RS Bhayangkara Polda Sumsel, untuk divisum, sebelum dibawa pulang ke rumah duka, guna dikebumikan.
Keluarga korban diwakili Doni, langsung mendatangi RS Bhayangkara, setelah menerima informasi dari anggota Polair. Ketika tiba, Doni terlihat pasrah dan meneteskan air mata, melihat adiknya ditemukan sudah tak bernyawa. Bagaimana tidak, selain anak dan istrinya (Diandra dan Fita) berhasil selamat, namun adiknya nomor 6 (Yolanda), malah bernasib sama dengan adiknya Helen.
Hal itulah membuat Doni terpukul, dengan beratnya cobaan yang dialaminya. Di hari yang sama, nyawa kedua adik perempuan Doni ini, tewas didepan matanya. Didepan mayat adiknya, Doni hanya bisa mengatakan ‘Ya Allah, Yolanda Adikku’, teriak Doni sembari memegang kepala Yolanda di ruang Forensik RS Bhayangkara.
Sedangkan ayah korban, Muhammad (47) dan ibunya Onah (45), diakui Doni tak bisa mendatangi rumah sakit untuk menjemput jenazah Yolanda, karena masih mengurusi pemakaman Helen. ‘’Bapak sama ibu idak ikut, masih ngurusi acara pemakaman Helen di rumah,” tutur Doni.
Sementara korban Haderi, sopir speedboat 40 PK, diketahui ternyata merupakan kakak kandung dari Cik Unah (45), penumpang speedboat 40 PK. Dua saudara itu, warga Desa Upang Marga, RT 11/04, Kecamatan Makarti Jaya, Banyuasin. Haderi ditemukan Kamis (04/04), sekitar pukul 13.00 WIB, dengan jarak sekitar 500 meter dari TKP dan langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara.
Keluarganya pun langsung mendatangi kamar mayat untuk menjemput korban dan langsung divisum, sebelum dibawa pulang, untuk dimakamkan. Menurut Junari (35), adik Haderi, mengatakan bahwa kesehariannya, kedua kakaknya ini memang berbeda. Cik Unah kesehariannya nelayan, sedangkan Haderi kakak nomor 2 dari 6 bersaudara itu, penarik penumpang dari Sungsang kearah Palembang.
‘’Aku anak nomor 4, Cik Unah No 3, dan Haderi No 2. Haderi memang kerjaannya narik penumpang. Tapi Cik Unah, Cuma nelayan. Ke Palembang, Cuma nak belanja bae,” tutur Junari saat ditemui di ruang Forensik RS Bhayangkara. Sore itu juga, jenazah korban langsung dipulangkan ke rumah duka, untuk dikebumikan.

Kondisi Diandra Membaik
Kondisi Diandra, bayi usia 8 bulan yang merupakan salah satu korban kecelakaan speedboat, sudah mulai membaik. Saat ditemui wartawan, Kamis (04/04), Diandra sudah tak dirawat terpisah lagi dengan ibunya, Fita, melainkan dirawat di ruangan Walet 2 bersama-sama. Diandra sudah sadar dan kembali menyusui dengan ibunya, meskipun masih terlihat bekas luka gores di wajahnya.
Begitu juga dengan Fita, sudah membaik, meski masih lemah. Keduanya masih dirawat di RS Pelabuhan Boombaru. Fita mengaku dirinya hanya menunggu kondisi anaknya, hingga benar-benar pulih, baru pulang ke rumah. ‘’Aku Cuma merasa lemah, terus tinggal nunggu Diandra sehat jugo. Jadi masih sama-sama dirawat disini,” jelasnya.
Sementara itu, sekitar pukul 09.00 WIB, Kepala BPBD Kesbangpol Banyuasin Harobin Mustofa, bersama Kades Sungsang II Maemunah, datang membesuk ibu dan anak ini. Dalam kunjungannya, Harobin menyampaikan rasa prihatin atas kejadian. Bahkan, Harobin memberikan bantuan masing-masing senilai Rp 1 juta, kepada ibu dan anak ini, serta pihaknya berjanji akan menanggung pengobatan dan biaya rumah sakit selama perawatan.
Harobin mengaku Pemkab Banyuasin, atas nama Bupati juga akan memberikan bantuan kepada semua korban yang meninggal dalam kecelakaan itu, dengan bantuan senilai Rp 2,5 juta kepada masing-masing korban meninggal. ‘’Atas nama Bapak Bupati yang tak bisa datang, kami sampaikan rasa prihatin atas musibah ini. Korban akan diberikan bantuan oleh Bupati berupa uang,” kata Harobin.
Selain itu, tambah Harobin, kejadian ini menjadi pelajaran bagi masyarakat pengguna transportasi air dan Pemkab Banyuasin. Ia berharap kejadian ini tak terulang lagi dan segera mengkoordinasikan hal ini kepada Dishub. ‘’Kita sangat prihatin. Kedepannya, kita akan koordinasikan kepada Dishub, agar lebih menertibkan kembali aturan dan tata tertib pengguna kendaraan air ini,” katanya.

Sopir Speedboat Tersangka
Terpisah, sopir speedboat Putra Asmara (PA) 200 PK Sarbini (35), warga Desa Sungsang, Kecamatan Makarti Jaya, Banyuasin, malah dijadikan tersangka dalam kasus ini. ‘’Sarbini sudah dijadikan tersangka. Kini masih dalam pemeriksaan lebih lanjut. Selain fokus ke pencarian, kemarin sampai hari ini,” jelas Dirpolair Polda Sumsel Kombes Pol Omad, melalui Kasi Gakkum AKBP Denny Hariyadi SIk.
Disinggung penyebab kecelakaan, Omad mengaku diduga ada kelalaian yang dilakukan serang speedboat ini. ‘’Hal tersebut susah untuk kita jelaskan, karena diketahui pasa serang juga lebih mementingkan waktu dan uang, ketimbang keselamatan mereka dan penumpang. Mereka maunya cepat-cepat sampai dan kembali lagi ke tempat semula, untuk mengangkut penumpang lain, begitu juga sebaliknya terhadap serang lain,” tegasnya. (cr08/cr09/day)

No comments:

Post a Comment